Musim hujan telah tiba. Artinya harus siap menghadapi guyuran air deras, angin dan pohon/baliho tumbang serta banjir. Kesemuanya tentu bisa berimbas pada kemacetan parah. Tapi musim hujan harus dihadapi dan ditembus agar bisa berangkat kerja dan pulang ke rumah. Bagi yang berkendaraan umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, jadi seperti tips menghadapi hujan dalam angkutan umum :
1. Tempat menunggu angkutan
Tempat menunggu idealnya semacam halte atau stasiun dimana bisa berteduh dari guyuran air. Tapi apa daya kalo tidak tersedia, apalagi kadang halte sering penuh jadi tempat berteduh para biker. Terpaksa emperan toko atau rumah bisa dimanfaatkan sejenak. Ada yang perlu dihindari yaitu berteduh dibawah pohon. Selain berisiko tumbang bila kena angin kencang, risiko lain yang fatal adalah sambaran petir. Kalau perlu, datangi saja terminal terdekat agar bisa langsung menaiki angkutan.
2. Perlengkapan
Umumnya supaya praktis membawa payung lipat kecil yang bisa dimasukkan dalam tas. Ini berguna saat transit, berpindah angkutan dan saat menunggu bila tak ada tempat berteduh yang layak. Yang lebih bagus lagi bila membawa bungkus/sarung payungnya juga, sehingga kalo dilipat, airnya tidak membasahi penumpang lain karena bisa langsung dimasukkan tas. Kelemahan payung ini adalah ringkih, gampang rusak kena angin, sehingga gak bisa kalo dibuat naik ojek.
Alternatif lain adalah memakai jas hujan/jaket parasut, yang lebih handal, kalau perlu beserta celananya, jadi bisa dipakai naik ojek juga. Tapi penumpang lain bisa kebasahan.
3. Pahami karakter model angkutan
Tiap moda angkutan berbeda dalam menghadapi hujan. Contoh gampangnya kalo naik ojek ya risiko kebasahan jelas ada, namun fleksibel cari jalan dalam menembus macet. Untuk moda angkutan KRL tidak terpengaruh hujan dan jalurnya biasanya relatif tinggi, jadi lebih aman banjir, tapi kalo bicara angin jelas ada risiko di sistem LAA dan pantografnya. Angkot, selain risiko basah bagi penumpang di dekat pintu terbuka, karena rendah lebih berisiko kebanjiran daripada bis kota. Bis kota non AC, risiko kebasahan (terutama bagi yang bergelantungan) dan kalau ventilasi di atap bis rusak (gak bisa ditutup).
4. Lindungi barang yang mudah rusak
Kalau terpaksa hujan-hujanan, cari atau selalu sedia kantong plastik. Itu bukan hanya untuk muntah karena mabuk perjalanan, tapi tempat aman bagi barang-barang yang rentan rusak. Jadi kalo bawa Hape, laptop, buku, masukkan aja ke kantong plastik baru dimasukkan tas. Biar badan basah kuyup, yang penting harta kita aman. Kalau mau juga masukkan sepatu kedalam kantong plastik, dan bersandal jepit, biar penampilan tetap OK. Kalau mau juga sekalian baju dan celana/rok (eh, tapi masa cuma pake kolor dan kaos saja?).
5. Memahami daerah rawan banjir
Rajin mencari info. Contohnya dari BMKG mengenai potensi banjir di bulan November dan Desember 2011
potensi banjir DKI Nov 2011
potensi banjir DKI 2011
Dengan mengetahui potensi kebanjiran di suatu daerah, minimal kita siap bila terjebak banjir. Sebaiknya sih mengambil rute yang menghindari daerah banjir. Kecuali kantor kita atau rumah kita memang di daerah itu…
6. Fleksibel
Tingkat gangguan relatif tinggi di musim hujan ini. Contohnya kerusakan LAA di KRL, atau kemacetan akibat pohon/baliho tumbang atau banjir. Jangan ragu berganti angkutan. Keuntungan bagi yang berkendaraan umum begini adalah bila jalan depan terhadang banjir, kita bisa jalan terus, karena gak punya kendaraan yang wajib dijaga dan disayang-sayang. Saya pernah harus berjalan kaki menembus banjir agar bisa melanjutkan perjalanan, sementara mobil dan motor berhenti semua. Sampai diseberang banjir, lanjut lagi dengan angkot yang menunggu disana.
7. Jaga kesehatan
Tentu saja banyak yang sakit di musim hujan ini. Risikonya bagi yang naik angkutan umum adalah penularan penyakit sesama penumpang. Jadi jaga kesehatan, dan jangan lupa cuci tangan pakai sabun ketika sampai di rumah/kantor. Kalo perlu juga bawa masker atau pembersih antiseptik.
8. Persiapan dan bekal lebih banyak
Siapkan uang yang lebih banyak, untuk berpindah angkutan atau beli makanan/minuman di tengah kemacetan. Kalo perlu bawa bekal makanan/minum, mengingat waktu banjir besar pedagang makanan dan minuman kehabisan stok gara-gara diborong komuter yang terjebak banjir.